Selasa, 09 Maret 2010

Duhai Nabi...


Assalamualaikum wr,wb
Bismillahirahmannirahim
Allahuma sholi ala Sayyidina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wasalim,
Allahuma shali ala Muhammadin wa ala alaihi Muhammadin wasalim,

Sebentar lagi kita akan memperingati kelahiran the real "Juru Selamat"
yang diutus oleh Yang Maha Pengasih SANG PENCIPTA sebagai Rahmat untuk alam semesta.

Tidak ada yang melarang dan juga mempersilahkan untuk mengadakan peringatan kelahiran sang "Juru selamat" yang paling kasih ini secara gamblang keluar dari mulut beliau saw sendiri.

Kita di persilahkan untuk memilih dengan kadar kecintaan kita masing-masing dan yang kita rasakan untuk memperingati kelahiran Bintang yang sangat Cemerlang ini dengan berbagai ekspresi.

Allah swt sendiri mendudukan beliau saw dengan sangat mulia di sisi-Nya, Namanya disandingkan dengan Nama Allah swt, bila manusia mengucapkannya (ber-syahadat) dia akan memiliki kunci untuk dapat menikmati Mahligai Keindahan Istana, Taman dan sungai-sungai yang mengalir dibawahnya serta keindahan para Bidadari yang cantik dan kemilauan sebagai penghuninya.

Dosa sebesar gunung dan sebanyak buih di lautan pun akan terhapuskan di hadapan Mahkamah pengadilan yang Maha Agung Dengan izin Allah swt ketika syafaat, pertolongan Beliau yang sangat penyayang di kemukakan.

Suatu hari ada seorang ulama shalih beliau sedang rindu kepada Nabi Muhammad saw kemudian beliau menyusun barisan kata-kata pujian (sholawat) kepada sang kekasih saw berhari-hari sehingga tiba pada waktu matahari mulai terbenam datanglah sesosok berupa manusia yang berpakain serba putih mengatakan, " cukup-cukup sudah, catatan pahala ini tidak akan pernah habis-habisnya tertulis.(dia diyakini sebagai Malaikat pencatat amal baik).
Sehingga beliau pun menutup barisan tulisan pujian kepada Nabi saw.

Alkisah, Al-Bûshîrî berinisiatif menggubah syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad saw di kala dia terterpa musibah penyakit yang membuatnya harus berbaring di tempat tidur selama berbulan-bulan.
Beberapa dokter yang didatangkan tidak mampu menyembuhkannya.kemudian beliau berinisiatif menyusun dan menggubah syair puji-pujian kepada Nabi saw sebagai doa perantara demi kesembuhannya. Beberapa saat setelah gubahannya selesai, dia bermimpi didatangi Nabi Muhammad saw.
Nabi mengusap-usap rambutnya dan menyelimutinya dengan burdah (baju hangat yang terbuat dari kulit binatang) yang biasa dipakai Nabi. Karena mimpinya ini, Al-Bûshîrî menjdi sembuh total dan esoknya dia bisa keluar rumah dengan segar bugar yang membuat semua saudara-kerabatnya terheran-heran, gubahan syair pujian ini yg akhirnya kita kenal dengan shalawat burdah.
Sungguh Cinta Beliau saw sangat lebih besar kepada umatnya dari waktu beliau hidup di dunia sampai hari akhir melebihi apapun walaupun cinta beliau saw bertepuk sebelah tangan oleh yang mengaku umatnya karena kebodohan dan kealphaan.

Shollu ala Nabi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar