Rabu, 13 Januari 2010

Krisis Identitas...


Assalamualaikum wr,wb

Krisis identitas kemanusiaan dan kebaikan di negara ini semakin terlihat sangat jelas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. sebagian besar masyarakat pada saat ini berperan dalam kehidupan rutinitas yang menerangkap pada kehidupan yang berorientasikan pada materialis atau harta, uang semata.

Walaupun demikian ada beberapa hal terjadi peningkatan dalam kehidupan spiritual pada kehidupan masyarakat saat ini yang berbeda pada tahun-tahun sebelumnya seperti pada tahun 1970an,1980an dan 1990an, salah satu indikatornya adalah jikalau kita lihat dan jalan-jalan mengunjungi tempat ibadah seperti musholah, mesjid pada tahun-tahun itu banyak sekali ditemukan dalam kondisi yang tidak terawat, sedikit jamaah yg hadir. Dan terlihat dengan jelas perubahannya dengan kondisi sekarang yang jauh lebih baik.

Kembali kepada krisis identitas kemanusiaan dan kebaikan kepada masyarakat umum,
sebelumnya kami ingin memberikan highlight bahwa tulisan ini adalah sebuah ungkapan dalam pikiran dan hati penulis yang tidak ada maksud menggurui atau mengajari.

Manusia adalah makhluk sosial dan fitrahnya menyukai segala hal yang baik dan sesuai yang di-inginkannya, akan tetapi sifat sosial dan menyukai hal yang baik telah terlihat luntur dalam kehidupan bermasyarakat dalam keseharian dan hanya segolongan orang tertentu saja yang masih menyimpan sifat sosial dan kebaikan yang menerjemahkannya dalam lingkungan masyarakat.

Bagaimana kita mengetahuinya? ada 2 indikator yaitu:
yang pertama adalah egoisme,

Kehidupan yang di penuhi dengan egoisme adalah salah satu penyebabnya yang di dorong oleh bujukan dan rayuan syetan sehingga lahirlah
pementingan diri sendiri maupun kelompok mengakibatkan terjadinya suatu sikap yang cenderung mencampai tujuan dengan menghalalkan segala cara.

Lunturnya rasa atau sifat berbagi mulai terasa karena sifat egoisme yang menuntun kepada pementingan diri sendiri yang lebih diutamakan sehingga bisikan syetan akan berbagi adalah suatu perbuatan yang sangat berat untuk dilakukan.

yang kedua adalah rutinitas yang hanya mementingkan keberlangsungan hidup dengan mencari materi semata tidak adanya pegangan atau rambu-rambu yang mengatur kehidupan dengan seimbang dan harmoni.

Seperti kita ketahui bersama diri manusia terdiri dari dua bagian utama yaitu Jasmani dan Rohani, kedua hal ini tentulah harus memiliki asupan suatu 'gizi' yang dapat memberikan 'kesehatan' dalam rangka mengarungi kehidupan dengan baik dan lancar.

Ketidak seimbangan akan pemenuhan 'gizi' antara jasmani dan ruhani mengakibatkan suatu efek samping yang dapat membuat seseorang mengalami suatu krisis dan penurunan kualitas yang seharusnya dapat di raih oleh manusia itu sendiri.

'Gizi' untuk jasmani saja tidak dapat selamanya memberikan suatu kebahagiaan atau kesenangan yang bersifat selamanya dan 'gizi' untuk rohani saja juga tidak dapat memenuhi sekaligus apa yang diminta atau dipenuhi untuk jasmani.

Seseorang yang sehat, mapan, bersih akan tetapi dia adalah seorang penjahat berarti dia mengalami kurang 'gizi' rohani.
demikian juga seseorang yang tampak lusuh, kurus kering karena rajin beribadah akan tetapi kondisi ekonominya kurang sejahtera berarti dia mengalami kurangnya 'gizi' jasmani.

Semoga kita semua dapat menjalankan dan mengasupi kebutuhan akan jasmani dan ruhani dengan baik dan proposional sehingga kita dapat menjalani kehidupan ini sesuai dengan rambu-rambu yang telah ditentukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar